OLEH ABIDAN SIMBOLON (Ka. Biro Samosir)
BERBAGAI kritikan diterima dari dalam dan luar
pemerintahan. Namun semua itu selalu direspon baik oleh Sekretaris
Daerah (Sekda) Kabupaten Samosir Ir. Hatorangan Simarmata.
Ir. Hatorangan Simarmata, di ruang kerjanya. Foto oleh Abidan Simbolon |
Kesibukan Ir. Hatorangan Simarmata sebagai aparatur
pemerintah terlihat saat wartawan Harian Reportase Abidan Simbolon
ditemani Chandra Hutajulu dari Koran Minar bertamu ke ruangan Sekda
Kabupaten Samosir itu, sedang memeriksa beberapa berkas yang tergeletak
di meja kerjanya.
Koran ini mewawancari selama 2 (dua) jam mengenai profil
dan perjalanan karir pria dengan nama baptis lengkap: Hatorangan
Dapentua Simarmata, pada hari Kamis, 12 Maret 2014, di lantai 2 (dua)
Kantor Bupati, Jalan Raya Rianiate, Km 5,5.
"Dapen," ujar Sekda menirukan ayahnya menyebut namanya
semasa kecil. Anak paling bungsu dari 7 (tujuh) bersaudara itu terlahir
dari keluarga yang sudah memasuki ranah pemerintahan pada jaman Belanda
masih di Indonesia. Keseharian ayah Hatorangan sebagai Raja Bius (tokoh
adat) dan juga menjabat Ketua Dewan Pemerintahan untuk 8 (delapan)
kepala kampung di Kenegerian Simarmata.
Raja Bius menjadi salah satu warisan yang diteruskan oleh
Dapentua–panggilan dari orangtunya. Pria kelahiran 22 Juni 1957, itu
menjadi penerus keturunan adat-istiadat keluarga yang tinggal di
kampung.
Mempersunting Boru Silitonga
Ir. Hatorangan Simarmata mempersunting Rohani Silitonga dan dikaruniai 1 (satu) anak perempuan dan 2 (dua) anak laki-laki.
Hatorangan menuturkan sedikit kisahnya menemukan Rohani
Silitonga yang dulu bekerja sebagai tenaga pendidik yang ditempatkan di
Simarmata.
"Adong na paimahon," kata Hatorangan dengan tertawa mengingat pendamping hidupnya itu ternyata di Simarmata juga.
Karir
Ir. Hatorangan Simarmata menjabat sebagai Sekdakab Samosir
mulai tahun 2011 hingga kini, beliau bercerita tentang perjalanan karir
yang dimulai setelah lulus dari Fakultas Pertanian tahun 1977 di
Universitas Sumatera Utara (USU) dan melamar kerja di Departemen
Transmigrasi (Deptrans) di Jakarta. Deptrans menempatkannya di Ambon,
Provinsi Maluku.
Pengalaman hidup dialami oleh Ir. Hatorangan selama bekerja
di Ambon, salah satu pedoman kerja yang dianutnya dari sebuah buku yang
diberikan Chosim–kepala di tempat kerja Hatorangan. Buku berjudul
"Pemuda yang Berkarya" berkisah perjuangan seorang lelaki dari Aceh
yang berjuang 8 km menembus gunung dengan menggali sendirian untuk
menyalurkan air ke sebuah desa terpencil di Maluku.
Kisah dalam buku tersebut menjadi panutan yang ditanamkan
oleh Ir. Hatorangan Simarmata dalam perjalanan karirnya dan merasa untuk
berbuat yang lebih baik.
"Ternyata, kita belum seberapa dengan perjuangan untuk Indonesia," Ujar Ir. Hatorangan menceritakan kisah tersebut.
Selanjutnya, Ir. Hatorangan meneruskan kisah selama di
Ambon. Waktu itu terjadi kerusuhan di Indonesia bagian timur termasuk
Ambon, Deptrans mengeluarkan keputusan kepada siapa saja bisa pindah
karena situasi Kerusuhan di Ambon.
Ir. Hatorangan pindah dari Ambon ke Sumatera Utara dan ditempatkan di Dinas Kehutanan Kabupaten Toba Samosir.
Setelah Kabupaten Samosir pemekaran, Ir. Hatorangan
menjabat sebagai Kepala Dinas (Kadis) Pertanian pada tahun 2004,
kemudian tahun 2006 jabatannya sebagai Kadis Kehutanan, dan diusulkan
oleh DPRD pada tahun 2008 untuk menjabat Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Tahun 2011, Ir. Hatorangan dipercayai
Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon untuk menjabat sebagai Sekda
Kabupaten Samosir.
Dari pengakuan Ir. Hatorangan Simarmata, perjalanan karir
atau jabatan yang didapat tidaklah karena permintaan ataupun menyuap
atasan. Bahkan, Hatorangan tidak tahu namanya direkomendasikan untuk
menjabat jabatan seperti Kepala Bappeda.
"Bupati Samosir memberitahu kalau saya diusulkan oleh DPRD sebagai Kepala Bappeda," Ujar Hatorangan.
Di usia 58 tahun tak terlihat lelah pada raut muka Ir.
Hatorangan Simarmata melaksanakan tugas pemerintahan sebagai Sekretaris
Daerah Kabupaten Samosir. Alumni SMP N II Pangururan itu akan menginjak
masa pensiun pada 1 Juli 2015 mendatang.
"Semua tergantung pimpinan, kalau masih dipercayai," ujar Ir. Hatorangan ketika ditanya Reportase tentang masa pensiun beliau.
Disinggung tentang keikutsertaannya meramaikan pesta
demokrasi sebagai calon Bupati pada tahun 2015, beliau dengan penuh
kerendahan hati dan tegas mengatakan "Niat ada, tergantung Yang Diatas."
ucap Ir. Hatorangan Simarmata.
Sumber: Harian Reportase
0 komentar:
Post a Comment